• 18 May 2023
  • Strategi

8 Indikator Efektif Scalping Trading yang Harus Diketahui

1.jpg

Ada begitu banyak faktor yang memengaruhi pasar keuangan sehingga sering kali sulit untuk memprediksi dengan tepat ke mana harga akan bergerak selanjutnya. Banyak trader kehilangan uang hasil jerih payah mereka karena perubahan harga yang tidak terduga. Beberapa beralih ke kerangka waktu yang lebih kecil dan memilih trading dengan cara scalping untuk mengurangi risiko paparan fluktuasi harga yang signifikan.

Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari apa itu scalping, indikator apa yang digunakan scalper, dan bagaimana menerapkan indikator ini dalam strategi trading scalping.

Apa itu scalping?

Scalping adalah strategi trading harian dalam jangka sangat pendek yang berusaha menghasilkan profit dari perubahan harga yang sangat kecil. Trader yang menggunakan strategi ini disebut scalper, dan tujuan utamanya adalah menghasilkan uang dari banyak trade berukuran kecil yang berhasil, alih-alih mengandalkan beberapa trade berukuran besar dalam jangka waktu lebih lama. Setiap trade berlangsung antara beberapa detik hingga satu jam, dan jumlah trade yang dilakukan scalper dalam satu hari dapat berkisar dari 10—100, tergantung pada apakah scalper melakukan trade secara manual atau menggunakan software trading otomatis.

Hal utama yang menarik trader ke strategi ini adalah jauh lebih mudah mengejar dan mendapat profit dari pergerakan harga yang kecil daripada yang besar. Perubahan harga kecil lebih sering terjadi, dan mengingat setiap trade berlangsung dalam waktu singkat, risiko terjadinya peristiwa buruk yang dapat menyebabkan pergerakan harga tidak terduga jauh lebih kecil.

Bagaimana cara kerja scalping?

Meskipun scalping dianggap tidak terlalu berisiko daripada strategi trading jangka panjang, strategi ini hanya bekerja dengan baik jika trader sudah memiliki rencana trading yang solid dan disiplin yang ketat, jadi ini lebih cocok untuk trader berpengalaman.

Sebelum membuka trade, scalper harus menentukan titik masuk, target profit, dan tingkat laba & rugi. Setelah ini dilakukan, sangatlah penting untuk selalu berpegang teguh pada rencana ini. Jika harga sudah mencapai target profit, scalper harus keluar dari trade meskipun ada kemungkinan harga masih akan naik. Demikian pula, jika harga mencapai tingkat laba & rugi, scalper menutup trade tanpa menunggu harga pulih. Dengan melakukan hal ini, risiko terpapar pergerakan pasar yang tidak terduga dan tidak diinginkan akan berkurang, dan membuat scalping tidak terlalu berisiko dibandingkan strategi trading lainnya.

Untuk merencanakan trading yang sukses, scalper perlu memahami ke mana pasar akan bergerak, jadi ia menggunakan berbagai indikator analisis teknis, mempelajari grafik harga jangka pendek (1—5 menit), memahami psikologi trader, dan apa yang akan terjadi selanjutnya tergantung pada kondisi pasar saat ini.

Kelebihan dan kekurangan scalping

Seperti gaya trading lainnya, scalping memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang mungkin menarik atau merugikan bagi trader yang ingin menggunakannya.

Kelebihan dari scalping antara lain sebagai berikut:

  • Risiko yang lebih rendah. Scalper mendapat profit dari pergerakan harga kecil yang terjadi dalam kerangka waktu yang pendek. Bahkan jika harga bergerak melawan posisi trader, tidak ada cukup waktu untuk bergerak di luar tingkat laba & rugi yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga membatasi kerugian yang mungkin dialami oleh scalper.

  • Potensi profit. Jika scalper tetap berpegang pada rencana trading terperinci yang dibuatnya dan trading aset dalam jumlah besar sekaligus, ia akan dapat menghasilkan profit yang besar.

  • Tidak perlu mengikuti fundamental. Trading fundamental mewajibkan trader untuk mengamati berita, peristiwa, dan laporan statistik ekonomi yang memengaruhi nilai aset guna menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjualnya. Namun, mengingat scalper mendapatkan profit dari fluktuasi harga yang kecil, ia tidak perlu mengikuti fundamental karena tidak memengaruhi kerangka waktu yang pendek.

  • Bekerja untuk kedua arah. Dengan scalping, kita dapat trading saat pasar naik dan turun, jadi scalper memiliki lebih banyak peluang untuk mendapatkan profit dari perubahan harga.

  • Dapat diotomatiskan. Scalping membutuhkan ketelitian dan pemilihan waktu yang baik karena penundaan satu detik saja dapat memengaruhi jalannya trading Anda. Untungnya, scalper dapat menggunakan software trading otomatis untuk mengeksekusi order trade saat harga mencapai salah satu target dan memaksimalkan setiap trade.

Namun demikian, ada kerugian tertentu yang perlu dipertimbangkan para trader sebelum memutuskan untuk menerapkan strategi ini ke dalam trading mereka.

  • Membutuhkan banyak pengalaman dan waktu. Meskipun scalping mungkin terlihat mudah, ini tetap merupakan strategi trading tingkat lanjut yang membutuhkan pemahaman yang baik tentang pasar dan pergerakannya. Seorang pemula mungkin kesulitan untuk tetap berpegang pada rencana trading yang ketat dan memantau banyak trade selama berjam-jam setiap hari. Di sisi lain, trader berpengalaman memiliki disiplin yang lebih baik, lebih banyak pengalaman, dan dana untuk mengikuti pergerakan pasar yang selalu berubah.

  • Biaya transaksi. Seperti trader lainnya, scalper harus membayar komisi atau spread untuk setiap trade yang dieksekusi. Karena scalper membuka lebih banyak trade daripada trader lain, biaya ini dapat bertambah dan memakan profit yang diperoleh dari trade tersebut.

  • Masalah teknis. Seperti yang telah kami sebutkan, bahkan penundaan satu detik pun dapat memengaruhi hasil trade. Namun, tidak semua keterlambatan merupakan kesalahan trader. Koneksi internet yang buruk, misalnya kendala platform, dapat menyebabkan slippage dan penundaan dalam eksekusi, mengubah trade yang seharusnya menjanjikan menjadi gagal. Risiko ini dapat dikurangi dengan menggunakan software trading otomatis dan VPS, tetapi trader yang tidak memiliki akses ke alat ini harus berhati-hati dalam melakukan scalping.

Delapan indikator scalping yang paling banyak digunakan

Meskipun scalper mungkin tidak perlu mengetahui arah tren pasar dalam jangka panjang, ia harus memahami ke mana harga akan bergerak untuk membuat keputusan yang tepat. Di sinilah indikator analisis teknis menjadi sangat berguna karena scalper dapat menggunakannya untuk memprediksi pergerakan harga masa depan. Sekarang, mari kita lihat delapan indikator scalping yang paling banyak digunakan.

1. Indikator SMA

Indikator Simple Moving Average (SMA) adalah salah satu alat dasar yang digunakan scalper untuk mengidentifikasi tren dan membangun strategi trading. Indikator ini memberikan informasi tentang harga rata-rata aset tertentu dengan menjumlahkan kisaran harga penutupan dan membagi jumlah tersebut dengan jumlah periode dalam kisaran tersebut. Ini membantu scalper memahami apakah biaya suatu aset bergerak naik atau turun dan apakah tren saat ini mungkin berbalik arah.

2.png

2. Exponential Moving Average (EMA)

EMA adalah indikator lainnya yang menggunakan moving average. Seperti indikator SMA, indikator ini menganalisis harga suatu aset. Namun, indikator EMA berfokus pada harga terbaru dan dapat memberikan informasi yang lebih detail kepada scalper. Scalper menggunakan EMA untuk menentukan tren saat ini dan mengidentifikasi titik masuk yang potensial. Jika harga melintas di atas atau di bawah EMA, itu dapat menandakan potensi peluang beli atau jual.

3.png

3. Indikator MACD

Indikator berikutnya adalah Moving Average Convergence Divergence (MACD). Ini adalah indikator yang mengikuti tren dan menunjukkan hubungan antara dua moving average. Pergerakan selanjutnya dari dua garis tersebut ketika tumpang tindih, bertemu, atau menjauh satu sama lain menunjukkan momentum saat ini, yang memberikan sinyal beli atau jual kepada trader. Scalper menggunakan indikator ini untuk menemukan potensi titik masuk atau keluar dan mengidentifikasi perubahan tren.

4.png

4. Parabolic SAR

Parabolic Stop And Reversal (SAR) adalah indikator yang biasa digunakan oleh trader untuk mendapatkan informasi detail mengenai tren gerakan harga. Parabolic SAR muncul di grafik sebagai rangkaian titik di atas atau di bawah harga. Apabila titik-titik itu ditampilkan di bawah harga, harga akan bergerak ke atas, dan sebaliknya. Ketika titik-titik itu mengubah posisinya, trader harus mengantisipasi potensi pembalikan tren. Indikator ini sangat berguna bagi scalper karena dapat menentukan momentum pergerakan harga jangka pendek.

5.png

5. Stochastic Oscillator

Indikator analisis teknis selanjutnya yang digunakan oleh scalper adalah Stochastic Oscillator. Ini adalah indikator momentum yang membandingkan harga penutupan suatu aset dengan kisaran harganya selama periode waktu tertentu. Akibatnya, indikator ini dapat mengidentifikasi kondisi pasar overbought atau oversold, yang dapat menandakan potensi pembalikan tren.

6.png

6. Volume-Weighted Average Price (VWAP)

Volume-Weighted Average Price (VWAP) adalah alat analisis teknis yang membantu trader menentukan likuiditas suatu aset dan mengidentifikasi level support dan resistance. VWAP ini digunakan untuk menghitung harga rata-rata suatu aset berdasarkan volume yang dibeli selama periode waktu tertentu. Indikator ini bekerja paling baik untuk trade jangka pendek, jadi terutama digunakan dalam strategi scalping dan strategi intraday lainnya.

Anda sebaiknya mengikuti strategi trading terkait volume melalui layanan yang menyediakan data volume agregat. Dengan demikian, gambar di bawah ini menunjukkan indikator VWAP di situs Tradingview.

7.png

7. Bollinger Band

Bollinger Band adalah indikator scalping yang terdiri dari tiga garis: moving average (garis di tengah) dan dua deviasi standar (pita atas dan bawah). Indikator ini dapat membantu trader untuk menentukan level overbought dan oversold serta mengidentifikasi tren dan potensi pembalikan, tetapi scalper biasanya menggunakannya untuk menemukan titik masuk dan mengukur volatilitas. Ketika harga mencapai pita atas atau bawah, itu dapat menandakan potensi pembalikan atau kelanjutan tren.

8.png

8. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index (RSI) adalah indikator osilator yang menentukan kekuatan pergerakan harga dengan mengukur perubahan harga dan laju perubahannya. Scalper menggunakan indikator ini untuk mengidentifikasi potensi level overbought dan oversold, yang dapat menandakan kemungkinan pembalikan tren.

9.png

Strategi trading scalping terbaik

Untuk menguasai scalping, Anda harus mengembangkan strategi trading andal yang dapat membantu Anda mendapatkan profit maksimal dari semua trade Anda. Berikut adalah tiga strategi trading scalping yang banyak digunakan oleh scalper di seluruh dunia:

Strategi Moving Average Ribbon

Strategi scalping ini menggunakan beberapa EMA dengan kerangka waktu yang berbeda. Misalnya, scalper umumnya menggunakan 10 EMA, 20 EMA, 50 EMA, dan 100 EMA. Beberapa EMA ini kemudian dipetakan pada grafik dalam formasi seperti pita, yang berjalan paralel. Pita ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi arah dan momentum tren. Pita yang "halus" menunjukkan tren yang kuat, yang berarti scalper dapat membuka posisi beli atau jual.

Stop loss harus dipasang tepat di bawah titik terendah terakhir (untuk trade beli) atau di atas titik tertinggi sebelumnya (untuk trade jual). Begitu harga menyentuh EMA 200 lagi, tutup trade dan saatnya mengambil profit.

10.png

Strategi Bollinger Band

Strategi ini menggunakan indikator Bollinger Bands. Seperti yang telah kita ketahui, indikator ini terdiri dari tiga garis: dua deviasi standar dan SMA di antaranya. Jika harga melewati salah satu pita (band) luar, itu menandakan bahwa ada potensi pembalikan atau kelanjutan tren yang akan terjadi.

Stop loss harus dipasang tepat di bawah titik terendah terakhir (untuk trade beli) atau di atas titik tertinggi sebelumnya (untuk trade jual). Scalper dapat membuka trade setelah harga melewati salah satu pita luar dan menutup trade saat harga kembali ke SMA.

11.png

Strategi MACD ditambah EMA

Dalam strategi ini, scalper menggunakan indikator MACD dan EMA (misalnya 200 EMA) untuk menentukan arah dan momentum tren. Jika garis MACD naik di atas level nol sementara EMA berada di bawah harga, ini memberikan sinyal beli potensial. Pada saat yang sama, jika garis MACD turun di bawah level nol dengan EMA berada di atas harga, scalper harus bersiap untuk membuka posisi jual. Saat MACD turun di bawah garis sinyal, itulah saatnya untuk menutup trade.

12.png

Kesimpulan

Scalping membutuhkan banyak kesabaran, disiplin, dan waktu dari seorang trader. Jika ingin memulai scalping, Anda harus dapat membuat keputusan cepat dan mengetahui berbagai indikator. Dengan strategi dan pola pikir yang tepat, Anda dapat menjadi scalper yang sukses dan menghasilkan profit yang signifikan dari aset-aset yang paling likuid.

Bagikan dengan teman: